Arah Pendidikan di Masa Pandemi

Baca Juga

Arah Pendidikan di Masa Pandemi
Arah Pendidikan di Masa Pandemi


Tantangan Pendidikan di Masa Pandemi, Orang Tua Jadi Guru

Pada tengah bulan November 2019 virus Corona atau virus baru ini ada di negara China, bertetapan di wilayah Wuhan. Virus Corona sudah menebar luas kesemua seluruh dunia dari negara satu ke negara yang lain (Wabah). Virus ini menebar dengan cepat melalui penebaran dari manusia yang terkena ke manusia yang lain dengan penebaran melalui udara hingga virus ini gampang menebar dan gampang masuk ketubuh manusia.

Di negara Indonesia sendiri Virus Corona pertama kali timbulnya pada tengah bulan Februari 2020 di wilayah Depok dengan dijumpai dua orang wanita yang terkena virus itu sesudah malakukan contact dengan seorang masyarakat negara Jepang yang domisili di Malaysia yang awalnya sempat pernah berjumpa di Indonesia.

Karena ada virus Corona, negara Indonesia sendiri benar-benar susah saat tangani virus ini, meskipun pemerintahan Indonesia telah tangani kasus Corona secara optimal, baik dari sisi kesehatan dan dari sisi peraturan (social distencing), agar virus Corona tidak menebar luas di Indonesia. Namun saat kita menyaksikan dari data di atas kasus yang terkena virus Corona makin hari semakin hingga sedikit susah untuk selekasnya hilangkan virus ini. Saat virus Corona makin hari semakin kasusnya karena itu dapat kita saksikan efeknya di bagian ekonomi, sosial, politik, serta di bagian pendidikan. Imbas dari virus corona di bagian pendidikan benar-benar negatif, karena warga indonesia terutamanya siswa (pelajar/siswi) dari tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan juga Perkuliahan diminta untuk belajar dalam rumah atau kerap disebutkan secara daring.

Saat saya menyaksikan pendidikan di tengah-tengah virus corona, negara Indonesia masih tidak siap untuk melakukan pendidikan secara baik, ada banyak warga Indonesia terutamanya siswa dan pelajar yang tidak dapat belajar seara daring. Karena factor smartphone dan internet yang paling susah untuk didapat. Apa lagi saat kita bicara siswa yang berada di desa-desa atau penjuru-pelosok negeri ini yang telah kita kenali bersama jika di penjuru-pelosok dusun untuk koneksi internet yang didapatkan cukup sulit karena sinyal yang tidak mencukupi.

Dunia pendidikan terimbas dampak besar sekali di periode pendemi ini, sekolah tatap muka langsung belum diperbolehkan, karena kita harus ikut memutuskan pandemi mata rantai virus covid19 , janganlah sampai terserang pada angkatan penerus bangsa. Banyak rintangan yang perlu ditemui dalam pendidikan di periode pandemi ini, diantaranya


Peranan Guru

Guru dituntut untuk berpikir inovatif dan inovatif dalam memberi evaluasi secara daring, hingga anak anak tidak jemu dalam menerima pembelajaran itu, bagaimana tingkat pengetahuan anak atas materi materi yang sudah diberi secara daring, lewat diskusi interaktif di antara guru dan anak, memunculkan tingkat pemahanan anak atas materi yang bagus.


Peranan Anak

Anak dituntut selalu untuk mengikut daring dan menuntaskan beberapa tugas yang diberi dalam evaluasi itu secara habis. Anak harus belajar lewat virtual, di mana diskusi interaktif di antara guru dan anak tidak segampang jika secara tatap muka. Tingkat pengetahuan anak atas materi yang diberi pastilah berlainan, banyak yang tingkat pengetahuan kurang, karena ketidaksungguhan pada proses evaluasi. Ada dan tidak ada orang-tua tahu yang lain yang lakukan pengiringan. Selain itu sarana anak yang dipunyai dari berlainan seperti Tipe smartphone, tipe netbook, provider yang dipakai dan jumlah paket yang dipunyai.


Peranan Orang-tua

Orang-tua ketika evaluasi daring benar-benar dibutuhkan oleh anak, khususnya pada beberapa anak tingkat SD, orangtua dituntut agar bisa menerangkan apa yang diterangkan oleh pendidik, dan bisa menolong kerjakan pekerjaan pekerjaan rumah beberapa anak. Peranan penting orang-tua yang lain yang penting memberi sarana seperti smartphone, netbook, internet, paket dan beberapa bahan untuk kerjakan pekerjaan rumah. Ini memacu ketimpangan karena ketika pandemi ini banyak penghentian hubungan kerja di kelompok pekerja, pemangkasan upah karena imbas wabah dan menyusutnya pendapatan untuk aktor UMKM. Jangankan untuk memberi sarana pendidikan, untuk makan saja susah. Dengan begitu, saat anak tidak dapat mengikut pembe;ajaran, hingga memunculkan keputusaasaan dan memunculkan putus sekolah.


Peranan Pemerintahan.

Peranan pemerintahan penting dalam memberi kualitas pendidikan ke anak negeri, karena pendidikan ialah kunci dari kenberhasilan sumber daya manusia satu Negara. Pada tangan anak-anaklah yang akan datang kita menjadi maju.

Peranan Pemerintahan di sini, bagaimana bisa memberi smartphone atau netbook ke beberapa anak yang orangtuanya kurang sanggup, memberi paket ke beberapa anak sekolah dan memberi dana lebih buat keperluan primer setiap hari atas keluarga yang kurang sanggup karena dirumahkan, penghentian hubungan kerja, aktor UMKM yang alami kemerosotan dan sekarang ini juga nelayan berduka karena harga ikan menuun, sementara tangkapan ikan juga turun.

Dalam memberi dana itu, Pemerinah sebaiknya selective, supaya dana-dana itu bisa pas target dan efisien sampai ke yang memang sungguh membutuhkan.

Selain itu, Pemerintahan berperanan dalam memberi training ke tenaga pengajar yang ada dan mengambil tenaga tenaga pengajar yang berkualitas. Juga sangat penting Pemerintahan memberi sarana media evaluasi untuk tenaga pengajar, hingga walaupun di periode wabah masih hasilkan pendidikan yang berkualitas, terbentuk angkatan unggul penerus bangsa.

Kementerian Kuangan di periode wabah ini akan memberi warna dunia pendidikan, di mana tiap tahunnya Kementerian Keuangan memiliki aktivitas mengajarkan sepanjang sehari di sekolah, yang sudah berjalan 4 tahun. Pada aktivitas pada tahun kelima ini akan mengajar bagaimana peranan Kementerian Keuangan dalam usaha jaga ekonomi negeri dan mengenalkan karier yang berada di Kementerian Keuangan, akan mengajar nilai-nilai dan semangat yang ada dibawa oleh Kementerian Keuangan. Aktivitas ini mengangkat semangat kesukarelaan, panitia tidak mengambil ongkos apa saja pada sekolah dan karyawan yang mengikut Kemenkeu Mengajarkan tidak memperoleh pembayaran, baik honor atau SPD. Ongkos yang diakibatkan atas penyelenggaraan aktivitas ini tidak ditanggung pada APBN. Karena hari esok Indonesia yang lebih bagus ialah imbalan yang patut dalam usaha ikut mencerdaskan kehidupan bangsa seperti Kemenkeu Mengajarkan ini.

Tetapi ada yang lain pada aktivitas Kemenkeu Mengajarkan 5 di periode wabah ini, aktivitas dikerjakan lewat virtual/daring, tidak ada tatap muka di hari mengajarkan, semua sukarelawan perlu inovatif dalam bawa situasi aktivitas belajar mengajarkan secara daring,pada aktivitas ini. Kemenkeu Mengajarkan buka registrasi untuk sekolah yang ingin bekerjasama di Kemenkeu Mengajarkan supaya sukarelawan bisa mengajarkan di sekolahnya, mengikutsertakan tingkatan SMP, SMA, dan sederajat, baik swasta atau negeri di semua Indonesia.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post